Evakuasi anak-anak hingga jurnalis. Foto: Al-Jazeera English, Senin (7/4/2025)
Al-Jazeera English melaporkan (7/4/2025) bahwa PBB akui sejak Israel melanjutkan perang di Gaza, rata-rata 100 anak terbunuh setiap hari. "Kami mencoba membantu sebisa mungkin para korban luka untuk melihat siapa yang masih hidup, dan terkejut melihat bahwa semua yang gugur adalah anak-anak." kata Mohammad Al-Naffar, salah seorang warga Kota Khan Younis.
"Sangat sedikit yang selamat dengan luka-luka. Semua yang menjadi sasaran adalah anak-anak. Ini sepupuku, semoga Tuhan memberkati jiwanya, dia adalah seorang anak," ujar Mohammad dalam mobil ambulans yang tengah bergerak.
Israel juga mengebom beberapa rumah di wilayah selatan Hanunice, menewaskan beberapa keluarga yang sedang tidur. Serangan itu terjadi tepat beberapa jam setelah Brigade Al-Qassam (kelompok terlengkap yang beroperasi di Gaza saat ini) menembakkan roket dari Gaza ke Israel selatan yang menyebabkan luka ringan pada satu orang, roket-roket itu ditembakkan dari Deir al balah di tempat lain di jalur itu.
Militer meningkatkan serangan daratnya ke Gaza minggu lalu, memerintahkan pengungsi Palestina keluar dari Rafah tetapi tidak keluar dari Hanunice, yang telah berulang kali dihantam dalam beberapa hari terakhir.
Jurnalis serta anak-anak berada di garis tembak
Seorang jurnalis meninggal setelah pasukan Israel menyerang tenda pers dekat rumah sakit Nasser, beberapa lainnya terluka. Sebuah video menunjukkan seorang jurnalis terbakar saat saksi mata bergegas membantu. Dia duduk di kursi, masih bergerak namun terlalu terluka untuk mencoba melarikan diri dari kain yang membara di sekitarnya.
Ratusan jurnalis tewas atas rudal Israel, Al-Jazeera English menyatakan peristiwa ini merupakan konflik paling mematikan bagi pekerja media. Israel, katanya, menargetkan mereka sebagai pembalasan karena melaporkan serangan oleh tentara terhadap warga sipil Palestina. (ALR-26)