Sobat JKPers ngerasain hal serupa ga? kayak pas duduk, ngerjain tes matematika, jantung kamu rasanya berdetak lebih cepat dan telapak tanganmu mulai berkeringat. Kamu merasa gugup, dan kamu ga bisa konsentrasi.
Orly Rubinsten dalam "Why do people get so anxious about math?" pada 27 Mar 2017 lalu menyatakan kalau fenomena ini disebut dengan kecemasan matematika (math anxiety), dan jika itu terjadi padamu, kamu ga sendirian.
Para peneliti memperkirakan sekitar 20% populasi mengalami hal ini. Beberapa psikolog bahkan menganggapnya sebagai kondisi yang dapat didiagnosis. Tetapi memiliki kecemasan matematika tidak serta merta berarti kita buruk dalam matematika -ga buruk sama sekali.
Laurent Schwartz kemudian memenangkan Fields Medal, penghargaan tertinggi dalam matematika.
Orang mungkin berpikir bahwa mereka cemas tentang matematika karena mereka buruk dalam hal itu, tetapi seringkali justru sebaliknya. Mereka berkinerja buruk dalam matematika karena mereka cemas tentang hal itu. Beberapa psikolog berpikir bahwa itu karena kecemasan matematika mengurangi sumber daya kognitif, yang disebut memori kerja (sistem memori jangka pendek yang membantumu mengatur info yang kamu butuhkan untuk menyelesaikan tugas).
Mengkhawatirkan tentang kemampuan untuk memecahkan masalah matematika, atau tidak berhasil dalam tes akan menghabiskan memori kerja, menyisakan lebih sedikit ruang atau memori untuk menangani matematika itu sendiri.
Kecemasan akademis tentu saja tidak terbatas pada matematika, tetapi kayaknya kejadian ini jauh lebih sering, dan menyebabkan lebih banyak kerugian dalam mata pelajaran itu. Para peneliti sendiri belum yakin apa penyebabnya, tetapi beberapa penelitian menunjukkan bahwa cara anak-anak terpapar matematika oleh orang tua dan guru mereka memainkan peran besar.
Jika orang tua berbicara tentang matematika seperti sesuatu yang menantang dan asing, anak-anak dapat menginternalisasi hal itu. Guru, dengan kecemasan matematika, juga cenderung menularkannya kepada siswa mereka.
Tekanan untuk memecahkan masalah dengan cepat meningkatkan stres lebih banyak. Dan di beberapa budaya, yang baik dalam matematika maka anak itu pintar secara umum. Kalau anggapannya begitu ya jangan heran nanti siswanya cemas.
Bahkan Maryam Mirzakhani, seorang wanita matematikawan yang memenangkan Fields Medal, merasa tidak percaya diri dan kehilangan minat pada matematika karena guru matematikanya di sekolah menengah pertama tidak menganggapnya berbakat.
Jadi, kalau kita mengalami kecemasan matematika, apa yang dapat kita lakukan?
Teknik relaksasi, seperti latihan pernapasan pendek, telah meningkatkan kinerja tes pada siswa dengan kecemasan matematika. Menuliskan kekhawatiran Anda juga dapat membantu. Strategi ini dapat memberimu kesempatan untuk mengevaluasi kembali pengalaman yang membuat stres, membebaskan memori kerja.
Kalau sempet, kamu bisa melakukan aktivitas fisik, seperti berjalan cepat. Itu memperdalam pernapasan dan membantu meredakan ketegangan otot, mencegah kecemasan berkembang.
Kita juga bisa menggunakan pengetahuan kita tentang otak untuk mengubah pola pikirnya. Otak itu fleksibel, dan area yang terlibat dalam keterampilan matematika selalu dapat tumbuh dan berkembang. Ini adalah prinsip psikologis yang disebut pola pikir pertumbuhan (growth mindset).
Berpikir bahwa kamu adalah seseorang yang dapat tumbuh dan berkembang, sebenarnya dapat membantu kamu tumbuh dan berkembang.
Kalau kamu seorang guru atau orang tua dari anak-anak kecil, cobalah bermain-main dengan matematika dan fokus pada aspek kreatifnya. Itu dapat membangun keterampilan numerik yang membantu siswa mendekati matematika dengan percaya diri di kemudian hari. Yang penting, kita harus memberi anak-anak waktu dan ruang untuk mengerjakan jawaban mereka.
Juga kalau Sobat seorang administrator, pastikan guru-guru Sobat memiliki sikap positif dan kepercayaan diri matematika yang diperlukan untuk menginspirasi kepercayaan diri pada semua siswa mereka.
Terlepas dari itu, jika kamu melihat sekeliling, kemungkinan besar kita akan melihat seseorang mengalami hal serupa seperti ini. Ingatlah bahwa kecemasan itu bukanlah cerminan dari kemampuan kita, tetapi itu adalah sesuatu yang dapat kamu taklukkan dengan waktu dan kesadaran. Sobat setuju?
(ALR-26)