Syawal: Saatnya Melanjutkan Perjuangan Iman -->

Header Menu

Syawal: Saatnya Melanjutkan Perjuangan Iman

Jurnalkitaplus
11/04/25


مَنْ جَاۤءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهٗ عَشْرُ اَمْثَالِهَاۚ وَمَنْ جَاۤءَ بِالسَّيِّئَةِ فَلَا يُجْزٰٓى اِلَّا مِثْلَهَا وَهُمْ لَا يُظْلَمُوْنَ ۝١٦٠

"Barang siapa yang datang dengan membawa kebaikan, maka ia akan mendapatkan balasan sepuluh kali lipatnya. Dan barang siapa membawa keburukan, maka ia hanya dibalas setimpal dengannya. Dan mereka tidak dizalimi." (QS Al-An’am: 160)


Sahabat-sahabat yang dirahmati Allah,
Di tengah hiruk pikuk kehidupan dunia yang semakin menjauh dari nilai-nilai ketuhanan, manusia makin percaya diri dengan kekuasaan dan kemampuan dirinya. Tak sedikit ucapan, tindakan, hingga gaya hidup yang menyimpang jauh dari ajaran Allah SWT. Dunia tampak seperti panggung bebas nilai, tempat segala bentuk kedurhakaan dipertontonkan seolah-olah hal biasa. Di saat itulah, orang-orang beriman dipanggil untuk tampil, mengambil peran utama dalam mengubah arah zaman. Berdiri tegak, membawa cahaya kebenaran dari Allah SWT untuk menerangi jalan umat manusia yang telah lama tertutup kabut gelap.


Perjuangan ini tidak dijalankan dalam kesendirian. Allah SWT membekali umat-Nya dengan pedoman agung—Al-Qur’anul Karim. Sebagaimana ditegaskan dalam QS Ibrahim ayat 1, 


الۤرٰۗ كِتٰبٌ اَنْزَلْنٰهُ اِلَيْكَ لِتُخْرِجَ النَّاسَ مِنَ الظُّلُمٰتِ اِلَى النُّوْرِ ەۙ بِاِذْنِ رَبِّهِمْ اِلٰى صِرَاطِ الْعَزِيْزِ الْحَمِيْدِۙ ۝١


“Ini adalah Kitab yang Kami turunkan kepadamu (Muhammad) agar engkau mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya terang-benderang, dengan izin Tuhan mereka, menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.” Al-Qur’an menjadi cahaya penuntun perubahan. Dan proses perubahan itu diberi momentum khusus oleh Allah, yaitu melalui bulan suci Ramadan.


Ramadan bukan sekadar bulan puasa, melainkan masa pengkondisian jiwa. Dalam QS Al-Baqarah: 185 disebutkan bahwa bulan Ramadan adalah bulan diturunkannya Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia, penjelasan tentang petunjuk itu, dan pembeda antara yang hak dan batil. Di dalamnya terdapat malam penuh berkah (QS Ad-Dukhan: 3-6) dan malam pengukuran takdir—Lailatul Qadar (QS Al-Qadr: 1-5). Ramadan menjadi babak awal perjuangan orang-orang beriman yang digembleng dengan ibadah dan kedekatan pada Ilahi, hingga akhirnya meraih kemenangan.


Namun pertanyaannya: apakah perjuangan itu berhenti setelah Ramadan berakhir? Tentu tidak! Justru setelah Ramadan, tantangan sejati dimulai. Syawal—bulan ke-10 dalam kalender hijriyah—adalah kelanjutan dari perjuangan itu. Sebagaimana ditegaskan dalam QS At-Taubah: 36, jumlah bulan dalam ketetapan Allah adalah dua belas, bukan satu. Syawal berasal dari kata syala–yasyulu–syawlan yang bermakna ‘mengangkat’, ‘melanjutkan’, atau ‘berdiri tegak’. Maka, Syawal bukan bulan rebahan, tapi masa “take off” melanjutkan kerja-kerja dakwah, amal saleh, dan perjuangan iman yang telah dipanaskan selama Ramadan.


Di bulan Syawal ini, orang-orang beriman dituntut untuk menjaga bara semangat Ramadan agar tetap menyala. Mereka dituntut menggali dan mengelola sumber daya alam dengan tanggung jawab serta membina sumber daya manusia dengan nilai-nilai ketakwaan. Perjuangan bukan hanya di masjid, tapi di ladang, di pasar, di kampus, dan ruang-ruang publik lainnya. Melalui dakwah, silaturahmi, kolaborasi sosial, dan kerja-kerja kemanusiaan, umat Islam diajak menegakkan ajaran Allah hingga tegak dan jaya di bumi ini.


Kita tidak sedang bergerak tanpa arah. Kita membawa visi ilahiyah. Barang siapa yang membawa kebaikan, maka balasannya adalah sepuluh kali lipat kebaikan. Sebuah janji manis dari Sang Maha Pemurah, sebagaimana ditegaskan dalam QS Al-An’am: 160. Sementara bagi yang membawa keburukan, balasannya tidak lebih dari kadar keburukannya. Allah tak akan menzalimkan satu jiwa pun. Maka, mari kita pilih jalan yang jelas: jalan kebaikan, jalan perjuangan, jalan yang akan membawa kita pada kebahagiaan dunia dan akhirat.


Semoga kita tergolong orang-orang yang kembali kepada ajaran Allah dan termasuk dalam barisan mereka yang berbahagia. Minal 'aaidin wal faaizin, semoga Syawal ini menjadi titik lanjut perjuangan iman kita untuk tetap teguh di jalan-Nya.


Penulis : Ust. H.A. Halimi (Pembina Reksa Mahardhika Utama)
Editing : FG12