Ust. A. Halimi: Ramadhan sebagai Momentum Perubahan Besar bagi Umat -->

Header Menu

Ust. A. Halimi: Ramadhan sebagai Momentum Perubahan Besar bagi Umat

Jurnalkitaplus
25/03/25


Sebelum membahas tentang shaum dan hal-hal lainnya, terlebih dahulu kita tengok tentang Ramadhan.


Kita telah lama mengenal bulan Ramadhan. Jika seseorang berusia 60 tahun, maka ia telah mengalami Ramadhan setidaknya selama 50 tahun. Ramadhan disebut sebagai bulan puasa, sehingga banyak orang yang berpuasa dengan menahan makan, minum, dan jima’ mulai dari terbit fajar hingga matahari terbenam.


Ramadhan juga dikenal sebagai bulan penuh berkah, maka orang-orang berlomba-lomba mencari keberkahan. Karena disebut sebagai bulan suci, satu hari sebelum memasuki Ramadhan, banyak orang yang berkeramas sebagai bentuk penyucian diri.


Di bulan Ramadhan, pahala amal kebaikan dilipatgandakan, sehingga banyak orang yang memperbanyak ibadah seperti shalat tarawih, tahajud, witir, shalat fardu berjamaah, bersedekah, qiyamul lail, silaturahmi, dan lain sebagainya. Selain itu, diyakini bahwa di bulan Ramadhan, setan-setan dibelenggu, tempat-tempat maksiat ditutup, dan warung-warung remang-remang tidak beroperasi.


Diyakini pula bahwa di bulan Ramadhan, pintu rahmat dibuka dan segala dosa diampuni. Singkatnya, kebiasaan masyarakat benar-benar berubah ketika Ramadhan tiba.


Ramadhan sebagai Momentum Perubahan


Sahabat-sahabat semua,

Karena banyaknya perubahan kebiasaan yang terjadi di bulan Ramadhan, maka dapat disimpulkan bahwa bulan ini adalah momen perubahan besar.


Perubahan menuju kebaikan memang sudah dikehendaki oleh Allah SWT. Diturunkannya Al-Qur’an juga bertujuan untuk mengubah keadaan ke arah yang lebih baik, sebagaimana disebutkan dalam QS. Ibrahim ayat 1:


"Alif Lam Ra. (Ini adalah) kitab yang Kami turunkan kepadamu agar engkau mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya yang terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (menuju) jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji." (QS. 14:1)


Beberapa perubahan besar yang terjadi berkat Al-Qur’an, antara lain:


1. Dari masyarakat tanpa peradaban menjadi berperadaban.


2. Dari dunia yang kacau menjadi aman, damai, sehat, sejahtera, dan bahagia.


3. Dari kebodohan (jahiliyah) menjadi cerdas, tangkas, dan jenius.


4. Dari kegelapan (dulumat) menuju cahaya terang benderang.


Semua ini terjadi dengan petunjuk Al-Qur’an yang menjadi cahaya bagi manusia.


Ramadhan: Masa Perubahan Besar bagi Umat Manusia


Sebagaimana disebutkan dalam QS. Al-Baqarah ayat 185:


"Syahru Ramadhan alladzi unzila fihil Qur'an hudan linnas wa bayyinatin minal huda wal furqan..."


Artinya, bulan Ramadhan adalah masa perubahan besar bagi umat manusia. Dengan diturunkannya Al-Qur’an, manusia memiliki pedoman hidup yang terang benderang, sehingga mereka memiliki harapan besar untuk menjalani kehidupan yang lebih baik.


Perubahan ini mencakup berbagai aspek kehidupan, seperti:


  • Struktur kemasyarakatan
  • Hubungan kerja
  • Sistem mata pencaharian
  • Politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan (ipoleksosbudhankam)



Para ahli mencatat bahwa perubahan besar akibat Al-Qur’an ini bahkan mencakup 2/3 dunia. Oleh karena itu, tugas orang-orang beriman adalah bangkit dan aktif berjuang membangun benteng pertahanan demi keamanan, kedamaian, kesehatan, dan kesejahteraan umat manusia.


Sebagaimana sabda Rasulullah صلى الله عليه وسلم:


"Man shaama Ramadhana iimaanan wahtisaaban ghufira lahu maa taqaddama min dzanbih."


"Barang siapa berpuasa di bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharap pahala, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu."


Namun, pertanyaan muncul, apakah perubahan ke arah kebaikan sudah terwujud?


Jika sudah, mari kita tingkatkan lagi peran kita agar terus maju menuju perubahan yang lebih besar.


Jika belum, kapan lagi kita akan bergerak kalau bukan hari ini? Ayo bangkit! Ambil peran dalam kebaikan.


Sebagaimana juga disebutkan dalam hadis:


"Man qaama Ramadhana iimaanan wahtisaaban ghufira lahu maa taqaddama min dzanbih."


"Barang siapa menegakkan (shalat dan ibadah) di bulan Ramadhan dengan keimanan dan mengharap pahala, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu."


Sebagai pengingat, lihat kembali firman Allah dalam QS. Al-Baqarah ayat 183 yang menegaskan perintah berpuasa sebagai bagian dari perjalanan menuju ketakwaan.


Semoga kita semua dapat memanfaatkan bulan Ramadhan ini untuk melakukan perubahan yang nyata dan menjadi pribadi yang lebih baik. Aamiin.


Penulis : Ust. A. Halimi (Dewan Pembina Reksa Mahardhika)