Sarang Lebah Jawab Konflik Manusia-Gajah di Bangladesh -->

Header Menu

Sarang Lebah Jawab Konflik Manusia-Gajah di Bangladesh

Jurnalkitaplus
25/03/25


IUCN Bangladesh

Kantilal Chakma (35) merupakan seorang petani yang bekerja keras setiap hari untuk memberi makan keluarganya di Teknaf, Bangladesh. Tetapi di tempatnya terdapat ancaman: gajah. Didorong oleh rasa lapar dan menyusutnya hutan, banyak gajah sering berkeliaran ke lahan pertanian  Kantilal, menghancurkan tanaman dan pergi tanpa menyisakan apa pun. 

Setiap kunjungan terasa seperti pukulan. Gajah terus kembali, mengambil hasil kerja keras  Kantilal. Namun semuanya berubah ketika Kantilal mengikuti sebuah inisiatif berupa pagar alami dari sarang lebah dan pertanian oleh Uni Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN) Bangladesh, yang bekerja sama dengan UNHCR (Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi) dengan dukungan Dana Inovasi Aksi Lingkungan dan Iklim UNHCR. 

Melansir iucn.org (24/3/2025), inisiatif ini melatih petani agar beternak lebah, memanfaatkan lebah sebagai penolak alami pencegah gajah yang secara naluriah menghindari sarang.  

Kantilal memutuskan untuk mencobanya. Dia mulai dengan satu sarang lebah dan, setelah menerima pelatihan dari IUCN, dia secara bertahap mempelajari keterampilan yang diperlukan untuk memelihara sarang. Seiring waktu, dia meningkatkan sarangnya menjadi tiga, dan dengan setiap panen madu dan tanaman, bersama dengan berkurangnya kerugian tanaman karena gajah, ia merasa terdapat potensi pemasukan tambahan. 

Madu dan tanaman yang ia panen tidak saja menjadi makanan untuk keluarganya; juga menjadi sumber pendapatan. 

Kini setiap kali dirinya melewati sarang lebahnya, Kantilal merasa bangga. "Pertanian sarang lebah benar-benar membantu mengurangi jumlah kunjungan gajah ke rumah saya. Pohon mangga, yang berbuah, sama sekali tidak dirugikan di tempat kotak lebah ditempatkan. Ini juga meningkatkan produksi tanaman saya, terutama mangga, pinang, dan sayuran lainnya." 

"Selain itu saya berhasil menjual sekitar 8 kilogram madu," jelas Kantilal.


IUCN Bangladesh

Manosa Chakma (40) seorang petani yang tinggal sangat dekat dengan hutan di Teknaf, menghadapi problem serupa. Gajah sering 'mengunjungi' ladangnya, menyebabkan kerusakan dan menimbulkan ketakutan. 

Manosa, seperti Kantilal, mencari cara untuk melindungi tanahnya dari gajah. Ketika ia mendengar terdapat program pertanian sarang lebah, Manosa memutuskan untuk bergabung. Dengan pelatihan dan dukungan yang sama, Manosa mendirikan sarang lebahnya sendiri di sekitar rumahnya. "Gajah biasanya berkeliaran di sekitar desa kami karena kami tinggal di area yang sama. Namun, setelah pemasangan sarang lebah, gajah tampaknya menghindari area dengan pagar sarang lebah," katanya.  

Konflik manusia-gajah telah menjadi masalah alot di wilayah tersebut. Semakin intensif setelah kedatangan lebih dari 750.000 pengungsi Rohingya pada tahun 2017 dan adanya kebutuhan untuk memperluas permukiman di daerah hutan salah satunya sebagai perlindungan kepada mereka yang melarikan diri dari kekerasan dan penganiayaan. 

Gajah-gajah tersebut, yang jalur migrasinya terhalang dan sumber makanannya berkurang, mulai bergerak lebih dekat ke permukiman manusia, menyebabkan kegaduhan. IUCN Bangladesh dengan dukungan dari UNHCR pun memperkenalkan pagar bio dan pagar sarang lebah untuk mengurangi konflik ini sekaligus melindungi mata pencaharian petani lokal dan keselamatan pengungsi. 

Sebuah studi kelayakan pada tahun 2021 mengidentifikasi area yang cocok untuk pagar sarang lebah, dan inisiatif tersebut mulai terbentuk. Setelah mengembangkan pilot khusus, program ini telah memberikan pelatihan kepada 20 petani dari komunitas yang menampung pengungsi di Horikhola Teknaf. Setiap keluarga sekarang memiliki setidaknya satu sarang yang membentuk "pagar sarang lebah" pelindung dalam jarak satu kilometer dari area rumah mereka yang diusulkan. 

Hasilnya sebagaimana terlihat: lebih dari 30 kg madu telah dipanen dan kekhawatiran akan serangan gajah berkurang signifikan. Bagi Kantilal, Manosa, dan yang lainnya dalam program ini, beternak lebah bukan hanya tentang mencari nafkah tetapi juga bagaimana menciptakan kedamaian di rumah mereka dan hidup berdampingan dengan gajah, yang telah berbagi tanah selama berabad-abad, sambil melindungi mata pencaharian mereka. (ALR-26)