Jurnalkitaplus - Firefly Aerospace, perusahaan rintisan swasta asal Amerika Serikat, menorehkan sejarah baru dalam eksplorasi luar angkasa. Wahana antariksa miliknya, Blue Ghost, berhasil mendarat dengan mulus di permukaan Bulan pada Minggu (2/3/2025) waktu AS. Keberhasilan ini menjadikan Blue Ghost sebagai wahana antariksa swasta kedua yang pernah mendarat di Bulan setelah wahana milik Intuitive Machines.
Konfirmasi keberhasilan pendaratan datang dari pusat kontrol misi Firefly di luar Austin, Texas. "Kalian semua berhasil mendarat. Kita berada di Bulan," ujar Will Coogan, Kepala Teknisi Pendarat Firefly, dengan nada penuh kebanggaan.
Dilaporkan oleh The Space, Blue Ghost mendarat sempurna di wilayah Mare Crisium, sebuah cekungan vulkanik di tepi timur laut Bulan, pada pukul 03.34 EST (15.34 WIB). Proses pendaratan berlangsung dalam beberapa tahap yang terencana dengan baik.
Sekitar satu jam sebelum pendaratan, Blue Ghost menyalakan mesin utamanya untuk manuver descent orbit insertion burn. Manuver ini menempatkan wahana seukuran mobil tersebut pada jalur pendaratan menuju permukaan Bulan dari ketinggian sekitar 100 kilometer.
Setelah itu, Blue Ghost mematikan mesin utamanya dan memasuki fase "panduan terminal" Dalam fase ini, sistem pengendali wahana diaktifkan untuk menyempurnakan laju penurunannya. Proses ini memastikan pendaratan berjalan dengan presisi tinggi, hingga akhirnya Blue Ghost berhasil menyentuh tanah abu-abu Bulan sesuai rencana.
Setengah jam setelah pendaratan, Blue Ghost mulai mengirimkan gambar dari permukaan Bulan. Gambar pertama adalah swafoto yang sedikit terhalang oleh silau matahari. Sementara itu, jepretan kedua menampilkan Bumi, yang tampak sebagai titik biru berkilauan dalam kegelapan angkasa.
Pencapaian Luar Biasa dalam Perjalanan ke Bulan
Selain keberhasilan pendaratan, Blue Ghost juga mencatat sejumlah pencapaian penting selama perjalanannya menuju Bulan. Misalnya, wahana ini berhasil memasuki orbit Bulan pada 13 Februari 2025 sesuai rencana dan menurunkan lintasannya ke orbit setinggi 100 kilometer hanya 11 hari kemudian.
Selama mengorbit Bulan, Blue Ghost memancarkan kembali gambar-gambar indah Bumi dan merekam gambar terperinci permukaan Bulan yang dipenuhi kawah abu-abu. Selain itu, penerima sinyal di wahana ini berhasil melacak dan memperoleh sinyal dari GPS AS dan konstelasi Galileo Eropa. Ini merupakan langkah maju yang signifikan dalam teknologi navigasi untuk eksplorasi luar angkasa di masa depan.
Muatan Ilmiah untuk NASA
Blue Ghost membawa 10 muatan ilmiah ke Bulan untuk Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA). Instrumen-instrumen tersebut dirancang untuk melakukan berbagai eksperimen penting, termasuk:
- Memetakan tingkat radiasi di lokasi pendaratan.
- Menguji metode baru untuk mengumpulkan dan menyimpan sampel tanah serta batu Bulan.
Menurut Ray Allensworth dari Firefly, semua eksperimen ilmiah akan berlangsung selama dua minggu, sebelum siang hari di Bulan berakhir dan wahana pendarat kehabisan daya akibat suhu ekstrem yang dingin.
Desain dan Peluncuran Blue Ghost
Blue Ghost dinamai berdasarkan spesies kunang-kuning langka di AS. Wahana ini memiliki tinggi 2 meter dan lebar 3,5 meter, dengan desain berkaki empat yang memberikan stabilitas ekstra selama pendaratan. Wahana ini diluncurkan menggunakan roket SpaceX Falcon 9 pada 15 Januari 2025 bersama wahana lainnya, termasuk Resilience, yang dibangun oleh perusahaan Jepang ispace.
Keberhasilan pendaratan Blue Ghost menjadikan Firefly sebagai perusahaan swasta pertama yang berhasil menempatkan pesawat ruang angkasa di Bulan tanpa menabrak atau jatuh. Hingga saat ini, hanya lima negara yang berhasil mencapai prestasi serupa: Rusia, AS, China, India, dan Jepang.
Misi Blue Ghost merupakan bagian dari program Commercial Lunar Payload Services (CLPS) NASA. Badan antariksa tersebut menginvestasikan dana sebesar 101 juta dollar AS untuk pengiriman wahana ini, ditambah 44 juta dollar AS untuk materi sains dan teknologi di dalamnya. Pengiriman ini adalah misi ketiga dalam program pengiriman Bulan komersial NASA. (FG12)