Seorang gadis berusia 12 tahun di provinsi Buri Ram, Thailand, didiagnosis mengalami kerusakan paru-paru. Dilaporkan disebabkan oleh vaping selama dua tahun.
Nenek sang gadis, Ae, terkejut ketika guru sekolahnya di Tambon Don Mon, distrik Satuek, memberitahu diagnosis tersebut.
Ae menjelaskan bahwa cucunya selama ini dikenal sebagai siswi yang tekun belajar, namun perilakunya berubah drastis saat ia masuk kelas 4. Ia berhenti membantu pekerjaan rumah tangga dan sering meninggalkan rumah dengan alasan sedang belajar bersama teman-temannya.
The Straits Times melaporkan (21/2), kasus sang gadis pertama kali diungkap di Facebook oleh seorang petugas penyelamat dari Kotamadya Tambon Don Mon, Paphawarin Simlakorn, yang mengunggah peringatan yang menghimbau para orang tua untuk mengawasi ketat kebiasaan anak-anaknya dalam penggunaan vape.
Paphawarin menjelaskan bahwa ia baru-baru ini membawa tiga siswa—seorang siswa kelas lima, seorang siswa kelas enam, dan seorang siswa kelas delapan—ke rumah sakit setelah mereka menderita sesak napas dan nyeri dada akibat vaping.
Kantor penyelamatan setempat juga mengabarkan bahwa seorang siswa berusia 15 tahun di tambon yang sama, meninggal pada bulan Januari setelah menggunakan rokok elektrik tersebut dalam jangka waktu lama.
Sang gadis kemudian dirawat di Rumah Sakit Satuek setelah mengalami sesak napas, muntah-muntah, dan lemas tak berdaya. Dokter menemukan bahwa hampir 100 persen paru-parunya rusak akibat vaping. Kini, kondisinya kritis dan memerlukan ventilator. (ALR-26)