Megawati Soekarnoputri: Solidaritas Kader dan Politik Gotong Royong -->

Header Menu

Megawati Soekarnoputri: Solidaritas Kader dan Politik Gotong Royong

Jurnalkitaplus
11/01/25


Ketua Umum PDI-P, Megawati Soekarnoputri, kembali menegaskan pentingnya solidaritas kader menjelang Kongres VI PDI-P pada April mendatang. Di tengah suasana perayaan HUT ke-52 partai, Megawati menyindir pihak-pihak yang mengincar kursi ketua umum. “Kalau tidak solid, saya tidak mau lagi jadi ketua umum,” ujarnya sambil berkelakar, diiringi tawa para kader.  


Megawati mengingatkan bahwa partainya telah terbiasa menghadapi ujian sejak era Orde Baru. Ia juga menyebut istilah Italia Vivere Pericoloso  alias "hidup menyerempet bahaya" sebagai simbol tantangan politik yang akan dihadapi PDI-P dalam waktu dekat. “Namun, ujian itu sudah biasa kita lewati,” katanya penuh optimisme.  


Dalam pidato politiknya, Megawati mengungkap bahwa komunikasi dengan Presiden Prabowo Subianto tetap terjalin baik, meski lewat perantara demi alasan strategi politik. Ketua DPP PDI-P Ahmad Basarah menambahkan, sikap politik PDI-P kepada pemerintahan Prabowo telah disampaikan sejak Oktober 2024. Delapan amanat dari Megawati disampaikan kepada Prabowo melalui Ahmad Muzani, termasuk penegasan bahwa PDI-P menganut prinsip gotong royong, bukan oposisi.  


PDI-P memutuskan bekerja sama dengan pemerintahan Prabowo tanpa menempatkan kader di kabinet. Menurut Basarah, hal ini sesuai dengan filosofi negara Pancasila yang esensinya adalah gotong royong. “Kami akan menjalankan prinsip ideologis ini bersama pemerintah,” tegasnya.  


Megawati juga menyampaikan rasa terima kasih kepada Presiden Prabowo atas pemulihan nama baik ayahnya, Soekarno. Sang Proklamator akhirnya terbebas dari tuduhan pengkhianatan terkait peristiwa G30S, setelah 57 tahun berlalu. “Keputusan MPR dan Presiden Prabowo harus menjadi momentum rekonsiliasi nasional,” ujar Megawati.  


Di akhir pidatonya, Megawati mengingatkan kader PDI-P untuk tetap solid. Permintaan kader agar dirinya kembali memimpin partai masih dipertimbangkan, dengan syarat semangat gotong royong tetap terjaga. “Kalau ada yang kepingin jadi ketua umum, kalian mau enggak?” tanyanya yang langsung dijawab serentak oleh kader, “Tidak!” (FG12)