Bau badan merupakan fenomena yang sangat kompleks. Ia dipengaruhi oleh susunan genetik, usia, pola makan, dan kebersihan kita.
Oleh karena itu, apa yang sebenarnya bisa kita lakukan untuk mengatasinya?
Mel Rosenberg dalam Ted-Ed "What causes bad breath?" pada 31 Maret 2015 lalu menjelaskan bahwa kita hanya perlu dua hal untuk menghasilkan aroma: sekresi ketiak kita sendiri dan bakteri yang memakannya.
Tubuh kita memiliki jutaan kelenjar keringat dan dua jenis utama: kelenjar ekrin (terdapat di seluruh kulit) yang mengeluarkan sebagian besar air dan garam dan kelenjar apokrin.
Kelenjar apokrin, di sisi lain, berkembang pada masa pubertas di ketiak dan beberapa tempat lain di tubuh kita.
Keringat yang dikeluarkan apokrin penuh dengan protein dan lemak. Dengan sendirinya, sekresi ini biasanya tidak berbau.
Namun, di situlah bakteri masuk.
Setiap sentimeter persegi tubuh kita dipenuhi dengan ribuan bakteri. Banyak mikroorganisme tumbuh subur di lingkungan yang lembab, seperti ketiak kita.
Kita bisa menemukan sekitar satu juta bakteri per sentimeter persegi di ketiak kita, menjadi salah satu konsentrasi tertinggi di mana pun di kulit.
Bersembunyi dalam kerumunan mikroorganisme ini, terdapat spesies Corynebacteria, Staphylococci, Micrococci, dan lainnya.
Ketika bakteri ini memakan protein dan lemak dalam kelenjar apokrin, mereka mengubah senyawa tak berbau menjadi senyawa baru, yang baunya tidak sedap.
Beberapa penyebabnya bisa juga karena ada bahan kimia yang mengandung sulfur; membuat bau badan beraroma bawang. Asam karboksilat juga ada dalam campuran, menambahkan aroma keju.
Molekul-molekul ini berhembus dari ketiak dan dapat tersedot langsung ke dalam hidung kita. Molekul-molekul ini terperangkap dan terdeteksi oleh serangkaian reseptor khusus hidung.
Jadi, apa yang menentukan seberapa kuat bau badan kita?
Hal ini tergantung pada populasi mikroba yang ada di ketiak kita, dan nutrisi yang diberikan oleh kelenjar kita.
Gen membantu menentukan senyawa apa yang kita hasilkan dan berapa jumlahnya, sehingga setiap orang memiliki set yang sedikit berbeda. Varian gen pada orang-orang keturunan Asia Timur seperti Tiongkok (RRC), Jepang, Korea Selatan, Korea Utara, Mongolia, dan Taiwan dapat menghilangkan bau badan.
Adrenalin meningkatkan rasio keringat apokrin dan ekrin, sehingga bau badan bisa menjadi lebih kuat saat kita gugup. Apa yang kita makan pun dapat memberikan pengaruh kecil terhadap bau badan kita.
Oke, lalu bagaimana mengatasi bau badan?
Mencuci ketiak dengan sabun dan air dapat membantu, namun tidak dapat menghilangkan semua bakteri karena banyak bakteri yang terkubur di lapisan kulit yang lebih dalam.
Namun, deodoran dapat menghambat aktivitas bakteri dan menutupi bau badan secara bersamaan.
Antiperspiran di dalamnya bekerja dengan membentuk sumbat gel kecil yang menyumbat kelenjar keringat, sehingga mengeringkan ketiak.
Begitulah fenomena bau badan yang ada di sekitar kita. Punya pengalaman ketemu orang bau? Atau diri sendiri yang bau? Hhe.. boleh banget kita sharing di kolom komentar. (ALR-26)