Tarif tinggi yang digalakkan Presiden AS Donald Trump nyatanya malah bikin negeri Paman Sam deg-degan. Salah satu alasannya? Produk olahan kakao Indonesia!
Meski bukan produsen kakao terbesar, Indonesia pegang peranan penting di mata rantai cokelat dunia. Bukan cuma jual biji, kita justru jagoan di produk setengah jadi seperti pasta kakao dan cocoa butter—bahan krusial buat perusahaan raksasa macam Hershey’s dan Mars.
Fakta menarik: Dilansir dari CNBC Indonesia, ekspor cocoa butter RI ke AS tembus US$391,96 juta di 2024, naik tajam dari tahun sebelumnya. Bahkan, pangsa pasar kita di AS mencapai 29,5%, jadi nyaris sepertiga total impor mereka! Jadi, jangan heran kalau AS mulai mikir dua kali sebelum pasang tarif balasan.
Distribusi dari Sumatera dan Sulawesi jadi tulang punggung suplai, dan karena itu pula industri cokelat AS gak bisa serta-merta cari pengganti.
Ini bukan cuma urusan ekspor, tapi soal kartu tawar strategis Indonesia dalam diplomasi dagang. Trump boleh garang, tapi kalau sarapan orang AS gak ada selai cokelat? Bisa jadi senjata makan tuan yang... manis tapi menohok. (FG12)