Assalamualaikum Sobat Jekapers!
Teruntuk para pecinta series, film atau drama merapattt!
Kali ini Firdha Alifa Ibrahim mau share "Hal baik apa sih yang bisa diambil dari tontonan itu?" kalo ditarik lebih jauh sebagai watcher banyak hal yang dipelajari dan bisa menyelamatkan diriku yang ternyata dari kebanyakan buku atau pengalaman orang, "benar apa yang dikasih tau film itu!"
Apa sudah ada yang menonton film Diva?
Yang aku dapat dari film ini adalah Stop Toxic Positivity. Sadar ga sih, kadang kita terkekang oleh lingkungan yang awalnya menyelamatkan kita, karena sehat, tapi justru malah jadi bencana kalo kita tidak pandai menilai mana yang baik untuk kita atau justru sebaliknya.
Perihal positif malah menjadi racun? Ya, ga hanya lingkungan buruk bisa menghasilkan kepribadian atau kebiasaan burukmu meningkat. Tapi justru lingkungan yang sehat pun bisa! Kenapa?
Secara luas, dari film Diva aku jadi teringat diriku yang mengekang diri sendiri, menyembunyikan dan menganggap aku baik-baik saja. Padahal porsi ke diri ku berlebihan sekali. Tau tamparan yang membuat ku sadar itu kapan?
Ketika aku lolos pertukaran mahasiswa merdeka ke Bali. Aku merasa terlambat menikmati apa yang seharusnya aku nikmati dan jangan terlalu keras pada diri sendiri. Sama seperti karakter yi-young atlet renang lompat indah. Dia menganggap semua adalah saingan, dan tidak percaya pada siapapun dengan lingkungan yang kompetitif.
Ya, bagus memang berlatih, tapi apakah harus mengorbankan waktu penerimaan diri atas kehilangan seseorang? Apakah harus menganggap semua emosi yang datang untuk diabaikan saja?
Sekali lagi, jangan! Kesedihan, ketakutan apapun yang kamu rasakan dan kamu menilai itu mengganggu kefokusan mu. hanya butuh diterima dan disadari. Kamu ambil waktu menikmati kesedihan itu, dan belajar untuk menerima.
Dari film ini aku sadar bahwa gak semua orang bisa berani menceritakan apa yang kita rasakan. Entah dari ketakutan apa yang kita rasakan adalah kelemahan kita yang bisa dimanfaatkan banyak orang.
Teruntuk kamu di luar sana sebagai pembaca artikel jurnalkitaplus. Jangan merasa sendiri bila kamu berhak untuk didengar. Cepat mengikhlaskan juga belum tentu bisa menyelamatkanmu untuk bisa bangkit kembali.