Bandung Hadapi Ledakan Populasi Kucing Liar : Antara Pengendali Hama Alami dan Tantangan Overpopulasi -->

Header Menu

Bandung Hadapi Ledakan Populasi Kucing Liar : Antara Pengendali Hama Alami dan Tantangan Overpopulasi

Jurnalkitaplus
28/04/25

Gambar : Bangka Pos


JURNALKITAPLUS - Kota Bandung tengah bergulat dengan fenomena populasi kucing liar yang signifikan. Alih-alih dianggap sebagai sekadar hewan jalanan, Wali Kota Bandung Muhammad Farhan justru melihat mereka sebagai "pasukan alami" yang berjasa menjaga keseimbangan ekosistem kota dengan menekan populasi tikus. Namun, di balik pandangan tersebut, ancaman overpopulasi kucing liar menjadi perhatian serius Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung.

Data dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung pada tahun 2022 memperkirakan jumlah kucing liar mencapai angka 15 ribu ekor. Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan DKPP Kota Bandung, Wilsandy Saefulloh, menjelaskan bahwa secara biologis, satu ekor kucing betina dapat berkembang biak menjadi puluhan ekor dalam setahun jika tidak ada pengendalian. Kondisi ini memicu asumsi kuat di kalangan DKPP bahwa populasi kucing liar saat ini cenderung mengarah pada overpopulasi.

Menyikapi potensi ledakan populasi ini, Pemkot Bandung melalui DKPP telah menjalankan program sterilisasi kucing liar secara rutin. Wali Kota Farhan mengungkapkan bahwa program ini telah berjalan sejak bulan Ramadan lalu. "Makanya sekarang DKPP sedang melakukan sterilisasi dan sudah dijalankan sejak puasa lalu," ujarnya saat ditemui di kawasan Kiaracondong, Jumat (25/4/2025).

Meski demikian, Farhan mengakui bahwa Pemkot Bandung tidak melakukan publikasi besar-besaran terkait program sterilisasi ini. "Iya tapi memang kita tidak melakukan publikasi besar-besaran. Sejak bulan puasa saya dapat laporan mereka (DKPP) melakukan dengan sangat rutin, kucing liar disterilisasi," tegasnya.

Lebih lanjut, Farhan memberikan pandangannya mengenai keberadaan kucing liar di perkotaan. Baginya, hewan-hewan berbulu ini memiliki tempat tersendiri dalam ekosistem kota. "Enggak (mengganggu), kita lihat bahwa keberadaan kucing liar bagian dari ekosistem kita, dan saya lihat banyak kelompok masyarakat mencintainya dan berguna untuk menjaga keseimbangan agar tidak terjadi ledakan populasi tikus," tuturnya.

Di sisi lain, DKPP Kota Bandung menyadari betul urgensi penanganan masalah ini. Wilsandy Saefulloh menekankan bahwa meskipun data pasti mengenai jumlah terkini belum tersedia, asumsi overpopulasi menjadi landasan utama dalam menjalankan program sterilisasi. "Cuma dalam proses penanganannya kita harus berasumsi bahwa ini over populasi dianggapnya sehingga kita harus konsen dengan asumsi over populasi. Dengan begitu ini jadi program yang fokus dan serius untuk penanganannya karena kita kejar-kejaran waktu juga dengan proses asumsi kelahiran kucing," paparnya. (FG12)