Sumsum (Ted-Ed)
Setiap sel ini memiliki asal-usul yang dalam di tulang kita. Tulang dari luar mungkin terlihat sangat kokoh, tetapi sebenarnya ada banyak pori di dalamnya.
Melody Smith dalam Ted-Ed "How bones make blood" pada 27 Januari 2020 lalu menjelaskan bahwa pembuluh darah besar dan kecil masuk melalui lubang-lubang ini. Dan di dalam sebagian besar tulang besar kerangka kita terdapat sumsum tulang lunak.
Sumsum disokong oleh lemak dan jaringan pendukung lain, terutama sel punca darah. Sel punca ini terus-menerus membelah, berdiferensiasi menjadi sel darah merah, sel darah putih, trombosit, serta mengirimkan sekitar ratusan miliar sel darah baru ke dalam sirkulasi setiap hari.
Sel-sel baru ini memasuki aliran darah melalui lubang-lubang di kapiler kecil di dalam sumsum. Melalui kapiler, mereka mencapai pembuluh darah yang lebih besar dan keluar dari tulang.
Karena itu, jika ada masalah dengan darah kita, dapat dilihat kembali bagaimana kondisi sumsum tulang. Kanker darah sering kali dimulai dengan mutasi genetik pada sel punca. Sel punca sebenarnya tidak bersifat kanker, namun mutasi ini dapat mengganggu rutinitas diferensiasi dan menghasilkan sel darah yang ganas.
Bagi pasien dengan kanker darah lanjut seperti leukemia dan limfoma, peluang terbaik untuk kesembuhan seringkali adalah transplantasi alogenik sumsum tulang, yaitu mengganti sumsum pasien dengan sumsum dari donor.
Berikut adalah cara kerjanya: Pertama, sel induk darah diambil dari donor (nantinya disaring melalui mesin, memisahkannya menjadi komponen yang berbeda). Dalam kasus lain sumsum diambil langsung dari tulang di pinggul pendonor yaitu puncak ilium, menggunakan jarum.
Sementara itu penerima mempersiapkan diri untuk transplantasi. Dosis tinggi dari kemoterapi atau radiasi dapat membunuh sumsum yang ada pada pasien, menghancurkan sel jahat, sel induk darah, bahkan melemahkan sistem kekebalan tubuh. Sehingga lebih kecil kemungkinannya untuk menyerang sel yang ditransplantasikan.
Pembuluh darah besar dan kecil masuk lewat lubang-lubang ini (Ted-Ed)
Sel donor yang tersaring kemudian dipindah ke dalam tubuh pasien melalui sebuah alat bernama kateter vena sentral. Molekul pada sel induk (chemokines) bertindak sebagai perangkat pencari dan dengan cepat membawa sel donor kembali ke sumsum.
Selama beberapa minggu, mereka mulai berkembang biak dan mulai memproduksi sel darah baru yang sehat.
Transplantasi sumsum bisa mewujudkan aktivitas graft-versus-tumor (sel kekebalan baru hasil sumsum baru menghapus sel-sel kanker, padahal sistem kekebalan asli penerima tidak bisa). Fenomena ini dapat membantu memberantas kanker darah yang bandel.
Namun, transplantasi sumsum tulang ini juga memiliki risiko, termasuk penyakit graft-versus-host. Ini terjadi ketika sistem kekebalan yang dihasilkan oleh sel donor menyerang organ pasien.
Kondisi yang mengancam jiwa ini terjadi pada sekitar 30–50% pasien penerima sel donor, terutama ketika sel punca diambil dari darah dibandingkan dengan sumsum. Jadi, sangat penting untuk menemukan kecocokan terbaik sejak awal.
Region tertentu pada kode genetik menentukan bagaimana sistem imun mengidentifikasi sel asing. Jika region ini mirip antara pendonor dan penerima, sistem imun penerima lebih mungkin untuk menerima sel donor.
Karena gen-gen ini diwariskan, kecocokan terbaik sering kali adalah saudara kandung. Tetapi, banyak pasien yang membutuhkan transplantasi sumsum tidak memiliki anggota keluarga yang cocok. Pasien-pasien tersebut beralih ke tempat donor dari sukarelawan yang bersedia menawarkan sumsum tulang mereka.
Swab pipi cukup untuk menguji kecocokan genetik. Dan dalam banyak kasus, donasi sumsum sendiri tidak begitu rumit dibandingkan donor darah. (ALR-26)