Pemerintah India mengeluarkan program ambisius yakni memberdayakan 85.000 siswa dengan keterampilan merancang chip semikonduktor. Mengutip media India ddnews (1/12), program ini akan berlangsung dalam lima tahun ke depan.
Chip semikonduktor menjadi salah satu unsur dalam perangkat elektronik seperti komputer, gadget, dan peralatan rumah tangga. Benda ini juga berperan dalam industri otomotif seperti fitur keselamatan, kelistrikan, engine, maupun perangkat hiburan.
Program yang didukung pemerintah India ini akan menyediakan siswanya akses langsung ke infrastruktur desain chip nasional negara, dengan visi menciptakan fondasi kuat bagi komunitas desain semikonduktor di seluruh India.
Menurut Kementerian Elektronika dan Teknologi Informasi India, hal ini melibatkan 20.000 mahasiswa yang berasal dari 250 lembaga akademik dan 45 proyek rintisan. Tujuannya untuk menyediakan 85.000 mahasiswa akses ke perangkat Electronic Design Automation (EDA) di seluruh program B.Tech, M.Tech, dan PhD.
Pemimpin teknologi global Siemens juga berkontribusi dengan memperluas cakupan perangkat EDA-nya yang sebelumnya tersedia untuk 120 perguruan tinggi, ke lebih dari 250 lembaga pendidikan di seluruh India di bawah Program Chips to Start-up (C2S).
Siemens juga memperkenalkan solusi verifikasi berbantuan perangkat keras Veloce kepada perusahaan-perusahaan di bawah skema Design Linked Incentive (DLI), yang selanjutnya meningkatkan kemampuan semikonduktor negara tersebut.
Koordinator Kementerian TI Grup R&D Sunita Verma mengatakan, "Kami telah menerima permintaan yang sangat besar dari para mahasiswa, peneliti, anggota fakultas, dan pengusaha di seluruh negeri untuk solusi EDA dan desain yang lebih baik."
"Dukungan yang diberikan oleh Siemens di ChipIN Centre akan memainkan peran penting dalam mewujudkan visi untuk menjadikan India sebagai pusat semikonduktor global." ungkap Sunita. (ALR-26)