Jejak Langka di Kalimantan: Kantong Semar Raksasa Mirip Orangutan -->

Header Menu

Jejak Langka di Kalimantan: Kantong Semar Raksasa Mirip Orangutan

Jurnalkitaplus
Sabtu, 28 Desember 2024

gambar hanya illustrasi


Dilansir dari Harian Kompas, 28/12/2024 - Sebuah temuan mengejutkan hadir dari Pegunungan Meliau, Sabah. Para peneliti Malaysia dan Australia mengungkap spesies baru kantong semar raksasa yang diberi nama Nepenthes pongoides. Uniknya, tanaman ini memiliki bulu berwarna kemerahan yang menyerupai rambut orangutan, penghuni asli hutan Kalimantan.


Spesies yang hanya ditemukan di kawasan ultrabasa Sabah ini menjadi perhatian dunia botani. Dengan ukuran kantong hingga 45 cm dan mampu menampung lebih dari 2 liter air, Nepenthes pongoides menjadi kantong semar terbesar yang pernah teridentifikasi. "Ini adalah keajaiban botani yang menggabungkan keunikan bentuk dan fungsi," kata Alviana Damit, peneliti utama dari Forest Research Centre.


Temuan yang diterbitkan di Australian Journal of Botany ini semakin istimewa karena habitatnya yang sangat terbatas. Hanya terdapat 39 individu dewasa di dua lokasi berbeda, membuat spesies ini masuk daftar merah IUCN sebagai spesies sangat terancam punah. Ancaman utama adalah perburuan liar untuk perdagangan hortikultura.


Selain sebagai tanaman karnivora yang cerdas, Nepenthes dikenal memiliki mekanisme perangkap yang unik. Studi dari Universitas Bristol sebelumnya mengungkap bagaimana tanaman ini menggunakan tutup kantong sebagai alat menjebak serangga dengan teknik mirip papan loncat.


Awalnya, tanaman ini diketahui lewat foto tahun 2004 dan 2018. Namun, pandemi COVID-19 menunda eksplorasi hingga akhirnya tim berhasil menjelajahi lokasi pada 2023. “Riset ini menunjukkan bagaimana flora eksotis Kalimantan masih menyimpan banyak misteri,” ujar tim peneliti.


Penemuan ini menjadi pengingat pentingnya konservasi di tengah ancaman deforestasi yang melanda Kalimantan. Dengan melindungi spesies seperti Nepenthes pongoides, kita turut menjaga keberlanjutan ekosistem yang unik.


sumber Kompas

Kesehatan

powered by Surfing Waves