Proses finalisasi pembentukan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) terus berjalan. Lembaga superholding BUMN ini dijadwalkan resmi diluncurkan pada 2024, setelah Peraturan Pemerintah sebagai payung hukum rampung. Kepala BPI Danantara, Muliaman D Hadad, memastikan bahwa segala persiapan telah dilakukan dengan penuh kehati-hatian.
"Pak Presiden berpesan agar semuanya dilakukan secepat mungkin, namun tetap hati-hati. Kami sudah siap secara organisasi," ungkap Muliaman usai rapat tertutup bersama Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan, Senin (25/11). Meski belum ada tanggal pasti, peluncuran Danantara diharapkan dapat segera terealisasi.
Rapat tersebut juga dihadiri Menteri Investasi Rosan P Roeslani, Wakil Kepala BPI Danantara Kaharuddin Djenod, serta Kepala Badan Pengendalian Pembangunan Aries Marsudiyanto. Mulai pukul 16.30 hingga 19.00 WIB, diskusi intensif dilakukan untuk membahas regulasi, konsolidasi aset, hingga tata kelola yang diharapkan menjadi fondasi kuat bagi BPI Danantara.
Menurut Rosan, pembentukan Danantara melibatkan banyak pihak, termasuk Kementerian Hukum, BUMN, OJK, dan INA. Ia menegaskan, "Kita memastikan struktur Danantara sesuai peraturan dan undang-undang. Ini pekerjaan besar yang melibatkan berbagai kementerian." Selain itu, aturan terkait Pasar Modal juga menjadi perhatian agar Danantara tetap mematuhi Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995.
Sebagai lembaga superholding, Danantara akan mengelola dana abadi, investasi pembangunan, dan aset negara. Konsolidasi tahap awal mencakup aset tujuh BUMN besar seperti BRI, Bank Mandiri, PLN, Pertamina, Telkom, MIND.ID, dan BNI, dengan total nilai mencapai Rp 9.085 triliun. Aset-aset ini akan diarahkan untuk investasi di sektor prioritas pemerintah, seperti pangan, energi, dan hilirisasi.
BPI Danantara diharapkan menjadi magnet investasi internasional sekaligus memperkuat kemandirian ekonomi nasional. Presiden Prabowo bahkan menyebut transparansi dan tata kelola sebagai aspek paling krusial dalam pembentukan Danantara. "Governance harus diutamakan agar lembaga ini berjalan baik dan cepat," tegasnya.
Respon positif juga datang dari negara-negara mitra. Dalam lawatan Presiden ke Inggris dan Abu Dhabi baru-baru ini, Danantara mendapat dukungan dan tawaran asistensi. Hal ini menunjukkan kepercayaan internasional terhadap visi besar Indonesia untuk menjadikan Danantara sebagai platform investasi berdaya saing global.
Dengan Danantara, Indonesia siap memanfaatkan kekuatan ekonominya sendiri, tidak hanya mengandalkan modal asing. Superholding ini bukan sekadar pengelola aset, melainkan mesin akselerasi pembangunan yang mengintegrasikan potensi domestik dan peluang internasional. (FG12)
#danantara
#superholding