Perjalanan hidup ini seperti sebuah pergerakan yang memerlukan evaluasi dan introspeksi diri agar berkualitas. Dalam konteks ini, istilah muhasabah menjadi kunci utama untuk memahami dan meraih potensi terbaik dalam diri kita. Muhasabah bukan hanya sekedar menghitung amal dan dosa, tetapi merupakan langkah penting dalam upaya memperbaiki diri.

Muhasabah, dalam Al-Qur'an QS. Al Hasyr: 18, adalah sebuah sarana yang membimbing kita untuk mengoreksi dan meningkatkan kualitas perbuatan kita. Melalui muhasabah, kita dapat dengan jelas melihat sejauh mana kebaikan dan keburukan yang telah kita lakukan. Inilah panggilan untuk introspeksi yang mendalam, melibatkan kejujuran diri dalam menghadapi realitas perbuatan kita.

Namun, muhasabah bukanlah satu-satunya kunci untuk meraih pergerakan berkualitas. Ada dua konsep lainnya yang tak kalah penting, yaitu muroqobah dan mujahadah. Muroqobah mengajarkan kita untuk selalu berada dalam pengawasan Tuhan, memberikan kesadaran bahwa setiap langkah kita selalu terpantau. Sementara mujahadah, adalah perjuangan dan usaha keras untuk mencapai kebaikan, melibatkan keteguhan hati dan keuletan dalam menghadapi berbagai tantangan.

Hal tersebut senada seperti yang di sampaikan Pembina Paguyuban Reksa Mahardhika Usep Saepulloh, SIP,  dalam sebuah perbincangan terbatas yang dihadiri 23 perwakilan Lembaga Sosial, pada Rabu, 28 Februari 2024 dengan Tajuk "Menyongsong Bulan Ramadhan dengan Pergerakan Berkualitas." Dalam konteks kehidupan sehari-hari di lembaga sosial misalnya, sebagai seorang relawan perlu memahami bahwa perjalanan pergerakan sosial juga membutuhkan langkah-langkah preventif. Ini termasuk menjaga diri dari godaan negatif dan kritikan, sebagaimana diungkapkan bahwa "pejuang sejati memiliki lebih banyak hater daripada follower." Pahami filosofi pejuang yang berbuat tanpa kata "menyerah". Kegagalan cukup disyukuri sebagai keberhasilan yang tertunda dengan memperbaiki metoda dalam pelaksanaannya. Doa, Pola dan Kerja menjadi satu kesatuan kokoh didalam dadanya yang menjadi ruh dalam setiap gerak dan langkahnya, menyingkirkan jauh-jauh filosofi pedagang atau pekerja yang hanya menghitung untung dan rugi. "Hal ini dapat di jadikan pedoman dalam menghadapi Bulan Ramadhan, bulan penuh berkah sehingga kita tidak ketinggalan momentum untuk beribadah kepada Allah". Lanjut Usep seraya merujuk pada ayat Alqur'an Q.S Al-Maidah : 35

يٰۤاَ يُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَا بْتَغُوْۤا اِلَيْهِ الْوَسِيْلَةَ وَجَاهِدُوْا فِيْ سَبِيْلِهٖ لَعَلَّـكُمْ تُفْلِحُوْنَ

"Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan carilah wasilah (jalan) untuk mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah (berjuanglah) di jalan-Nya, agar kamu beruntung."

(QS. Al-Ma'idah 5: Ayat 35)

Berkualitas dalam pergerakan sosial tidak hanya mengukur jumlah pengikut atau popularitas, tetapi juga seberapa besar dampak positif yang dapat kita hasilkan. Dengan muhasabah sebagai dasar evaluasi, muroqobah sebagai pengawasan ilahi, dan mujahadah sebagai usaha keras, kita dapat memastikan pergerakan kita tidak hanya berkualitas tetapi juga memiliki makna mendalam bagi diri kita dan masyarakat. Jadi, mari terus bergerak, karena setiap langkah kita memiliki arti yang luar biasa.

اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوْا وَجَاهَدُوْا بِاَمْوَالِهِمْ وَاَنْفُسِهِمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۗ اُولٰۤىِٕكَ هُمُ الصّٰدِقُوْنَ

Sesungguhnya orang-orang mukmin yang sebenarnya adalah mereka yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwanya di jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar (QS. 49:15).